Cari Blog Ini

Selasa, 28 Februari 2012

PENGURUSAN JENAZAH DAN ZIARAH KUBUR



PENGURUSAN JENAZAH DAN ZIARAH KUBUR

A.    Pengurusan Jenazah
Kewajiban muslim terhadap jenazah sesama muslim ada empat perkara yaitu : memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan, jumhur ulama sepakat dalam hal pengurusan jenazah itu hukumnya fardu kifayah yaitu apa bila telah ada sekelompok kaum muslimin yang melaksanakan maka telah gugur kewajiban muslim lainnya.
1.      Memandikan Jenazah
Sebelum memandikan jenazah , ada beberapa hal yang harus diperhatikan termasuk cara memendikan dan cara mengurus jenazah yang tidak mungkin dimandikan.
a.      Ketentuan Memandikan Jenazah
1)      Jenazah laki-laki dimandikan oleh laki-laki, demikian pula sebaliknya (kecuali suami istri).
2)      Petugas yang memandikan jenazah harus orang yang dapat dipercaya dan mampu menyimpan rahasia(lebih utama jika dimandikan oleh keluarganya sendiri ).rasulullah saw.bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ibnu majah.
لِيُغَسِّلْ مَوْ تَا كُمُ الْمَأْ مُوْنُوْنَ.......  {رواه إبن ما جّة }
Aryinya:
Hendaknya memandikan jenazah di antara kamu orng-orang yang terpercaya. (H.R.Ibnu majah dari abdullah bin umar;1450)                 
3)      Apabila jenazanya laki-laki, sedangkan yang ada hanya orang perempuan atau sebaliknya, jenazah cukup ditayamumi, tidak usah dimandikan.
4)      Jenazah yang tidak mungkin untuk dimandikan (misalnya ada luka) cukup dimandikan .
5)      Lokasi pemandian jenazah harus diberi tabir agar tidak tampak dari pandangan umum.
6)      Semua peralatan yang diperlukan untuk memandikan jenazah, hendaknya dipersiapkan dahulu, seperti:
a.       Air untuk memendikan jenazah secukupnya;
b.      Sabun mandi,sampo(jika dipandang perlu)
c.       Handuk atau kain untuk mengusap air setelah dimandikan ;
d.      Kapur barus atau bahan lain yang dapat mengusir  serangga setelah selesai dimandikan
e.       Tempat duduk orang yang memandikan jenazah (jika dipangku)
f.       Dibuatkan parit kecil untuk aliran air saat memandikan jenazah(terlebih apabila jenazahnya mengidap penyakit menular) agar tidak membahayakan orang yang masih hidup;
g.      Kain kafan secukupnya.
b.      Cara Memandikan Jenazah
Dalam memandikan jenazah,ada beberapa cara yang harus dilakukan ,diantaranya sebagai berikut.
1)      jenazah yang mengidap penyakit menular hendaknya ditalur di atas meja  panjang yang agak tinggi.hal itu dimaksud agar penyakit yang ada pada jenazah tidak menular kepada orang yang masih hidup.
2)      Jenazah dibersihkan dari najis
3)      Memandikan jenazah dimulai dari anggota wudu sebelah kanan
4)      Air yang digunakan  menyiram yang terakhir kali hendaknya dicampur dengan kapur barus.
c.       Jenazah yang tidak mungkin dimandikan
Jenazah yang tidak mungkin dimandikan misalnya  karena  terbakar, cukup ditayamumi sebagaimana tayamum untuk shalat.
d.      Jenazah yang tidah boleh dimandikan
Didalam islam, dikenal ada beberapa orang yang mati syahid. Mereka yang mati syahid adalah orang yang mati keran melaksanakan tugas, melahirkan anak, mati kerna tertimbun tanah dan mati karena membela agama . mereka yang termasuk mati syahid tetap di dimandikan dan dishalatkan , kecuali satu, yakni mati kerena membela agama atau perang membela orang kafir.
2.      Mengafani Jenazah
a.       Ketentuan mengafani jenazah
1)      Apabila jenazahnya laki-laki, disunahkan kain kafan berlapis tiga,sedangkan jenazah perempuan,kain berlapis lima.
2)      Kain kafan diusahakan berwana putih. Rasulullah saw. Bersabda dalam sebuah hadis sebagai berikut.
اِلْبَسُوْامِنْ ثِيَا بِكُمُ الْبَيَا ضَ فَاِنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثِيَا بِكَمْ وَكَفّنُوْا فِيْهَا مَوْ تَا كُمْ{رواه أحمد}
Artinya:
“Pakailah pakaianmu yang berwarna putih karena pakaian putih adalah sebaik-baik (warna) pakaianmu. Kafanilah sengan warna putih itu jenazah di antara kamu”....(H.R.Ahmad: 2109)
3)      Mengafani jenazah jangan lah berlebih-lebihan.
4)      Jenazh laki-laki cukup tiga lapis kain tanpa tambahan lain.
5)      Seluruh biaya pengerusun jenazah diambilkan dari harta peninggalan jenazah.

b.      Cara mengafani jenazah
1.      Agar pembalutan jenazah tidak sulit dilakukan, kain kafan sebaiknya dipotong menjadi tiga bagian ( laki-laki ) dan lima bagian (perempuan)
2.      Kain tersebut direntangkan langsung tiga rangkap atau lima. Jenazah diletakan diatasnya, kemudia dibalutkan ke sekujur tubuhnya.
3.      Pada bagian-bagian tubuhnya yang berlubang hendaknya diberi kapas secukupnya, hal itu dimaksudkan agar cairan yang keluar lewat lubang tersebut tidak membasahi kain kafan.
4.      Sebelum dibalut kain, tubuh jenazah ditaburi dengan kapur atau yang semisal. Hal itu dimaksudkan untuk mengusir serangga dan mengawetkan jenazah.
5.      Memberikan wangi-wangian keciali jenazah orang yang sedang ihram.
6.      Agar kain kafan tidak lepas, hendaknya ditali secukupnya.
7.      Usahakan kain kafan yang cukup lebar sehingga benar-benar memenuhi persyaratan (rangkap tiga atau lima)
8.      Setelah selesai pengafanan sebaiknya jenazah diletakkan diatas meja panjang atau diatas dipan (tempat tidur)
3.      Menshalatkan Jenazah
Bagi seorang muslim, shalat jenazah merupakan suatu keutamaan. Akan tetapi, yang perlu diketahui sebelum shalat jenazah dilakukan. Anatara lain jenazah siapa yang boleh dishalatkan? Apa syarat dan rukun shalat jenazah? Bagaimana cara melaksanakan shalat jenazah.
a.       Jenazah yang dishalatkan
Jenazah yang dishalat kan adalahjenazah muslim yang meninggal bukan karena perang membela agama atau perang elawan orang kafir.



b.      Syarat dan rukun shalat jenzah.
Syarat shalat jenazah.
1.      Badan, pakaian, dan tempat shalat harus bersihdari najis, suci dari hadts, menghadap kiblat dab n mrnutup aurat.
2.      Shalat dilakukan setelah jenazah selesai dimandikan dan dikafani.
3.      Jenzah diletakkan menghadap kiblat didepan orang yang menyalatkan kecuali shalat ghaib.
Rukun shalat jenazah antaralain:
1.      Niat (cukup didalam hati)
2.      Berdiri (bagi yang mampu berdiri)
3.      Membaca takbir sebanyak empat kali.
4.      Membaca alfatIhah.
5.      Membaca shalawat Nabi SAW.
6.      Membaca Do’a untuk jenazah.
7.      Mengucap salam
c.       Cara Melaksanakan Shalat Jenazah.
1.      Niat
أُصَلّى عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِرَاتِ فَرْضَ الْكِفَا يَةِ لِلهِ تَعَا لىَ....
2.      Takbir pertama membaca Surat Al-fatihah
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ   ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ   Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÌÈ   Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ   x$­ƒÎ) ßç7÷ètR y$­ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ   $tRÏ÷d$# xÞºuŽÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ   xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã ÎŽöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# ÇÐÈ  
3.      Takbir kedua membaca shalawat Nabi SAW
 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍوَعَلَى اَلِ مُحَمَّدٍكَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اَلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَا رَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اَلِ إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَا لَميْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ..
4.      Takbir ketiiga menbaca Do’a Untuk jenazah.
اللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَرْحَمْهُ وَعَا فِهِ وَعْفُ عَنْهُ وَجْعَلِ الْجَنَّةَ مَثْوَاهُ الّلهُمَّ لاَ تَحرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَغْفِرْلَنَا وَلَهُ...
5.      Takbir keempat diteruskan membaca salam.
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكاَ تُهُ
Catatan :
1.      Do’a untuk jenazah do’a dilakukan sehabis takbir ketiga saja (pada takbir ke empat), boleh juga dilakukan setelah takbir ketiga dan keempat sebelum membaca salam.
2.      Bacaan Do’a untuk jenazah bermacam-macam selain yang tersebut diatas.
4.      Mengubur Jenazah.
a.       Pengertian mengubur jenazah.
Mengubur jenazah adalah memasukan jenazah keliang lahad yang telah disediakan. Memasukan jenazah keliang lahat harus sesuia dengan sunnah Rasul Saw yakni kaki jenazah diturunkan lebih dahulu, lalu bagian badan dan kepala sehingga tidak menjungkir.
b.      Sunnah Menyelenggarakan Pemakaman.
Jenazah yang sudah selesai perawatannya, disunnahkan untuk segera dikuburkan Rasulullah saw bersabda:
أُسْرِعُوْا بِالْجَنَازَةِفَاِنْ تَكُ صَالِحَةً فَخَيْرٌتُقَدِّمُوْنَهَا وَاِنْ تَكُ سِوَى ذَلِكَ فَسَرٌّتَضَعُوْنَهُ عَنْ رِقَا بِكُمْ..
Artinya:
Cepat-cepat kamu menyelenggarakan jenazah (memakamkannya) karena jika ia orang baik, berarti kamu segera mempertemukannya dengan dia dengan amal kebaikannya. Sebaiknya, jika ia orang jahat, berarti kamu segera meletakkan kejahatatnnya dari atas pundakmu. (HR. Al-Bukhari Dari Abu Hurairah: 1231)
c.       Beberapa hal yang dimakruhkan sewaktu membawa jenazah kekubur.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mengantarkan jenazah, antara lain sebagai berikut:
1.      Zikir dengan mengeraskan suara sewaktu membawa/mengiringi jenazah.
2.      Membawa jenazah dengan diiringi api.
3.      Duduk sebelum jenazah diletakan didalam kubur.
d.      Sunnah Mendo’akan setelah Usai Pemakaman.
Mendo’akan jenazah setelah pemakaman adalah perbuatan sunnah. Usman memberi penjelasan sebagai berikut.
Yang Artinya:
Apabila selesai menguburkan jenazah, Nabi saw. Berdiri di depannya dan bersabda.”Mohonkanlah ampun bagi saudaramu dan mintalah agar dikuatkan hatinya karena sekarang ia sedang ditanya.”  (HR. Abu Dawud dari Usman bin Affan: 2804).
e.       Cara mengubur jenazah
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengubur jenazah adalah sebagai berikut:
1.      Dua tiga orang untuk mengambil jenazah dari mobil jenazah atau dari keranda untuk diterimamakan kepada orang yang sudah siap disalam kubur.
2.      Jenazah diturunkan keliang lahatdari arah kaki kubur terlebih dahulu.
3.      Didalam liang lahat, jenazah dibaringkan kekanan menhadap kiblat dengan keduatangan bersedekap.
4.      Agar tidak mudah terguling bagian depan dan belakang diganjal dengan tanah.
5.      Sunnah melepas sebagian tali kafannya (lazimnya pada bagian kepala jenazah).
6.      Agar jenazah tidak langsung tertindih tanah perlu kiranya biatas jenazah diberikayu atau papan untuk menahan jenazah.
B.     Takziah dan Ziarah Kubur.
1.      Takziah
Islam adalah agama yang sempurna, untuk menjalin hubungan baik dengan sesama muslim, kita di ajarkan untuk takziah walaupun takziah itu sendri ditujukan kepada orang yang sudah mati cara yang demikian itu dapat memper erat hubungan dengan keluarga yang ditinggalkan. Bagaimanakah islam mengajarkan takziah?.
a.       Membuatkan makanan untuk keluarga yang mendapat mesubah dan sanak saudaranya, karena ketika itu mereka sudah tidak sempat lagi memikirkan makanan dan minuman arena hatinya sedang susuah.
b.      Segera menguruusi jenazah sesuai dengan syariay islam, meliputi pemandian, pengkafanan, menyshalatkan dan menguburkan.
2.      Ziarah Kubur.
a.       Pengertian ziarah kubur dan Hukumnya.
Kata ziarah dalam bahasa Arab artinya mengunjungi berarti ziarah kubur ialah mengunjungi atau mendatangi kubur seseorang. Hukum ziarah kubur ialah sunnah sesuai hadits berikut.
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِاَلاَفَزُوْرُوْهَا فَاِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الْاَخِرَةَ......
{ رواه أحمد ومسلم ووأصحاب السنن عن عبدالله ابن بريدة عن ابيه}
Artinya:
“dahulu aku pernah melarang kamu sekalian untuk menziarahi kubur. Sekarang berziarahlah kamu sekalian kekubur karena ziarah kubur itu akan mengingatkan kamu sekalian terhadap hari akhirat”.
b.      Tujuan ziarah kubur
Tujuan ziarah kubur adalah untuk mengingatkan diri manusia terhadap kematian. Hal ini sesuai dengan bunyi hadits Rasulullah saw.
Yang Artinya:
“Sesungguhnya Nabi saw pernah menziarahi kubur ibunya. Beliau menangis orang-orang disekelilingnya pun turut menangis karenanya. Nabi saw selanjutnya bersabda, “ saya memohon izin kepada tuhanku untuk memohonkan ampunan bagi ibuku, tetapi tidak diizinkan. Oleh sebab itu aku memohon untuk menziarahi kuburnya maka aku diizinkan. Karena itu berziarah lah kamu sekalian kekubur karena itu akan mengingatkan kamu kepada mati”. (HR Ahmad dari Abu Hurairah: 9311, Muslim: 1622, dan ahlu sunnah kecuali Attarmidzi)
            Mengingat mati atau hari akhirat bukan semata-mata ingat dalampikiran atau angan-angan. Mengingat mati tidak akan berguna bagi manusia jika tidak dibuktikan dengan perubahan sikap hidup.mengingat mati diharapkan manusia selalu meningkatkan amalan baiknya dan meninggalkan amal buruk sesuai dengan petunjuk agama.
c.       Adab ziarah kubur.
1.      Mengucap salam untuk ahli kubur.
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ الْقُبُوْرِيَغْفِرُاللهُ لَنَاوَلَكُمْ أَنْتُمْ سَلَفُنَا وَنَحْنُ بِ لْإَ ثَرِ.... رواه الترمذى
Artinya:
“Semoga keselamatan atas kamu wahai ahli kubur, semoga Allah memberi ampunan bagi kami dan kamu. Engkau adalah pendahulu bagi kami, sedangkami mengikuti jejak mu. (HR Attarmidzi)
2.      Masuk kedalam kubur dengan sikap yang sopan.
Masuk kedalam kubur hendaknya dengan sikap yang sopan tidak berlari dantidak melangkahi kubur seseorang dan apabila berbicara hendaknya tidak terlalu keras.
d.      Yang perlu dilakukan saat ziarah kubur.
Salah satu yang perlu dilakukan saat ziarah kubur adalah mendo’akan ahlikubur khususnya orang yang beragama islam.
C.    Harta Waris.
Pengurusan harta peniggalan mayat menjadi tanggung jawab (kewajiban) ahli waris yang ditinggalkan. Ada empat perkara yang haus dilaksanakan oleh ali waris yaitu pengurusan jenazah, pelunasan utang jenazah, wasiat serta membagi harta warisannya sesuai hokum islam.
1.      Biaya Pengurusan Jenazah.
Pengurusan jenazah memerlukan biaya yang cukuo banyak terlebih pada masyarakat perkotaan yang kurang kuat sikap gotong royongnya, berbeda dengan masyarakat pedesaan yang masih kuat akan sikap gotong royongnya. Adapun biaya pengurussan jenazah meliputi:
a.       Pembelian sabun mandi, kapur barus, minyak wangi, kain kafan, dan peti jenazah.
b.      Sewa mobil jenazah dan bus untuk para pengantar jenazah yang hendak mengantarkan jenazah sampai kekubur.
c.       Sewa kursi dan peralatan lainnya;
d.      Biaya gali kubur dan uang admistrasi.
2.      Pelunasan Utang Jenazah.
Utang piutang adalah masah yang biasa terjadi dalam kehidupan masyarakat. Setiap utang wajib dibayar, sebagai mana mestinya. Apabila seorang meninggal dunia maka ahli waris  perlu menyampaikan pengumuman pada watu para takziah masih berkumpul dirumah duka.
Apabila ada salah seorang berpiutang kepada almarhum hendaknya ahliwaris segera melunasi utang tersebut. Pembayaran utang diambi dari harta peninggalan jenazah, apabila harta peninggalan tidak cukup untuk melunasinya maka untang tersebut dilunasi oleh orang yang bertanggung jawab menanggung jenazah semasa hidupnya, apabila ia hidup sebatang kara maka utang tersebut dilunasi oleh Baitul Mal, apabila Baitul Mal pun tidak mampu melunasi maka utang tersebut dilunasi secara gotong royong oleh umat islam dilingkungan jenazah semasa hidupnya.
3.       Pelaksanaan wasiat.
a.       Pengertian wasiat
Wasiat adalah pesan seseorang yang telah mendapat firasat akan meninggal dunia atau oaring sudah lanjut usia dan memperkirakan tidak akan lama lagi akan meninggal dunia. Apabila seseorang yang berwasiat itu telah meninggal dunia, maka orang yang diberi wasiat itu wajib melaksanakannya.

b.      Pembatasan Wasiat.
1)      Wasiat tidak ditujukan kepada ahliwaris.
Wasiat hanya ditujukan kepada orang yang bukan ahliwaris. Wasiat tidak sah apabila ditujukan kepada ahliwaris, kecuali atas ridha dari ahliwaris yang alinnya sesudah yang memberi wasiat meinggal. Dalam sebuah hadits Rasull dijelaskan sebagai berikut:
Artinya:
Dari Umar Bin Khatab berkata saya telah mendengar Nabi saw bersada “Sesungguhnya Allah telah memberi hak kepada tiap-tiap yang berhak. Oleh sebab itu tidak ada wasiat kepada Ahli Waris.” (HR. At-Tirmidzi:2047, Ahmad: 17004, dan Abu Dawud 2486)
2)      Wasiat tidak melebihi dari harta waris.
Sebanyak-banyak wasiat adalah dari keseluruhan harta. Seperti yang dijelaskan dalam sabda Rasull sebagai berikut:
Artinya:
Rasulullah saw telah bersabda, “Wasiat itu sepertiga, sedangkan sepertiga itu sudah banyak,” (HR. Al-Bukhari dari Ibnu Abbas: 2538 dan muslim: 3080).
D.    Mempratikan Tata Cara Pengurusan Jenazah.
1.      Memandikan Jenazah.
Pratikan cara memandikan jenazah dengan mengikuti petunjuk berikut:
a.       Persiapan
1)      Carilah boneka besar sebagai pengganti jenazah.
2)      Persiapkan peralatan mandi yang diperlukan seperti air, sabun, sampo.
3)      Persiapkan tabir yang diperlukan saat memandikan jenazah.
4)      Tentukan petugas yang memandikan.
5)      Tentua lokasi pemandian jenazah, usahakan tidak ditempat terbuka.
b.      Proses Pemandian Jenazah
1)      Mulailah dengan memijit perutnya secara perlahan dan melebarkan posisi kedua kakinya.
2)      Bersihkan jenazah dari najis.
3)      Mulailah dengan menyiram anggota wudzunya (yang kana kemudian yang kiri)
4)      Memandikan jenazah sebanyak tiga kali, lima kali atau bila perlu tujuh kali.
5)      Siramlah (yang terakhir kalinya) dengan air yang sudah dicampur kapur barus.
6)      Bersihkan rambut dan badan dari air agar tidak membasahi kain kafannya.
2.      Mengkafani Jenazah..
Praktikan cara mengkafani jenazah dengan  mengikuti petunjuk berikut:
a.       Persiapkan peralatan yang diperlukan, seperti kain kafan kapur barus, minyak wangi, dan kapas.
b.      Usahakan kain kafan yang cukup baik kualitasnya, tidak terlau baik dan tidak terlalu jelek.
c.       Usahakan kain kafan berwarna putih.
d.      Lakukan pengafanan jenazah secara perlahan-lahan.
e.       Usahakan jika mampu kainkafannya rangkap tiga (untuk jenazah laki-laki) dan lima rangkap (untuk jenazah perempuan).
3.      Menshalatkan Jenazah.
Praktikan cara menshalatkan jenazah dengan  mengikuti petunjuk berikut:
a.       Ambilah air wudzu sebelum memulai shalat.
b.      Aturlah posisi jwnazah ditempat shalat yang disediakan, membujur keutara (bagi yang berada ditimur kiblat).
c.       Jenazah berada didepan orang yang menshalatkan (kecuali shalat ghaib)
d.      Taruhlah jenazah diatas meja atau dipan sehingga tidak berada dilantai  tempat shalat.
e.       Imam mengatur saf jama’ah sehingga rapih dan lurus.
f.       Makmum berdiri dekat belakang imam karena shalat jenazah tidak perlu ruku dan sujud.
g.      Lakukan shalat jenazah setelah semua makmum siap melakukan shalat jenazah.
4.      Menguburkan Jenazah.
Praktikan cara menguburkan jenazah dengan  mengikuti petunjuk berikut:
a.       Turunlah tiga orang keliang lahat untuk menerima mayat. Ada yang menerima jenazah pada bagian kepala, bagian tengah dan bagian kaki.
b.      Angkatlah jenazah pelan-pelan. Orang yang berada diatas liang lahat bertugas bertugas mengangkat jenazah. Ada yang memegangi bagian kepala, perut dan kaki.
c.       Masukan jenazah dari arah kaki kubur atau dari arah samping kubur.
d.      Turunkan jenazah di liang lahat, mengahdap kiblat miring kebarat sehingga membujur keutara.
e.       Berilah penyangga dengan tanah secukupnya agar jenazah tetap miring. Penyangga diletakkan dibagiab kepala, punggung dan paha.
f.       Tempelkan pipi kanan jenazah dengan tanah.
g.      Tutuplah liang lahat dengan papan kayu atau yang lainnya. Dimaksudkan agar jenazah tidak terhimpit tanah ketika ditimbun.
h.      Timbunlah pelan-pelan liang lahat hingga selesai. Timbunan agar ditinggikan dari tanah sekitarnya agar tidak tergenang air ketika hujan.
i.        Berilah tanda dari kayu atau batu.
j.        Do’akan simayat dan keluarga yang ditinggalkan.


1 komentar: